aran goyang terdiri dari kata jaran ‘kuda”, dan goyang ‘goyang,
bergerak’. Dalam hubungan ini, apabila tiba-tiba terjadi seorang gadis
menjadi tidak sadar karena “guna-guna”seorang jejaka dari jarak jauh,
dikatakan bahwa gadis itu terkena jaran goyang. Pada saat demikian,
biasanya si gadis itu meronta- ronta dan bergerak-gerak di atas tempat
tidur, seakan-akan seekor kuda yang sedang bergerak-gerak, dan
terdengar suara meratap dan berlagu dari mulutnya, memilukan hati.
Ratapan itu biasanya ditujukan kepada si jejaka yang sengaja
“mengerjakannya” dari jarak jauh itu.
Peristiwa itu biasanya teijadi apabila
pernyataan cinta seorang jejaka ditolak oleh si gadis, apalagi jika
tolakan itu disertai dengan sikap dan tindakan menghina yang menusuk
hati. Peristiwa itu berlangsung kira-kira dalam waktu satu atau dua jam.
Selama si gadis di dalam hatinya masih bersikap menolak jejaka itu,
peristiwa itu akan sering terulang pada saat si gadis itu bersedih
karena sesuatu hal, marah yang meluap, frustrasi, dimarahi, atau merasa
tersinggung perasaannya. Hal itu mengakibatkan kondisi jasmani gadis
itu lama kelamaan menurun, mengurus, sakit-sakitan, berubah ingatan,
atau kadang-kadang berakhir dengan kematian.
Dari kebiasaan itu lahirlah ilham untuk menciptakan tari tradisional
ciptaan baru, diberi nama jaran goyang, dan termasuk tari duet muda-mudi
yang tengah dimabuk cinta. Temanya menggambarkan bertemunya seorang
pria dan seorang wanita yang tidak saling mengenal, menerbitkan rasa
cinta dan sekaligus menyatakannya, tetapi si wanita bersikap jinak-jinak
merpati, dan bahkan menolak cinta itu. Karena penolakan itu, si pria
yang merasa cinta sucinya mendapat sambutan pahit, mencoba dan berusaha
menguasai si gadis, dan dengan kekuatan gaib atas usahanya, jatuhlah
hati si wanita dan bertekuk lutut, menyerah pasrah, dan teijadilah
ikatan cinta mesra antara mereka.
Pasangan penari yang baik, dengan ekspresi yang matang dalam
membawakan tarian ini, akan melahirkan komunikasi yang positif dengan
penonton, bahkan penonton akan terbuai, seakan-akan merasakan (kembali)
masa remaja. Tari jaran goyang diiringi musik pengiring berupa perangkat
lengkap angklung Banyuwangi, tanpa iringan vokal banyuwa- ngen. Ciri
khas tradisional tari ini terlihat pada gerak tari, ekspresi, serta
pembawaan pada penampilannya, yaitu punya ciri gerak tari gandrung,
serta irama alunan angklung dan pukulan gendang. Tarian ini biasanya
hanya ditarikan oleh sepasang penari muda-mudi yang sedang mabuk
asmara.